Sabtu, 16 Juli 2011

SEBAGAI INGATAN BARU By Selomita Sayilendra

Dingin yang Pecah dari
Pembuluh Malam
Belum Mampu bekukan remas
Perbincangan KITA

Langit menjulur hujan
menciptakan ceruk kecil
Kenangan
dan Menambah setiap Memori
di setiap tikungan Ingatan

Yang Jejak dahulu ku hanguskan
Dalam tiap Labirin Do'a
Namun berkali-kali ku hanguskan
Berkali-kali Ia LahirKkembali

GEMERISIK KIDUNG MALAM By Larung Biru

Tidurlah…’, katanya

Aku enggan jika ia sudah berkata seperti itu.
Aku diam tak menjawab. Kutatap langit begitu nanar memandangi bulan
seolah memintanya untuk lebih menerangi bumi yang dikelilingi kelam.
Gemerisik angin menyapu ilalang-ilalang di sekitar GUBUK

Meliuk-liuk hingga berdesis menyenandungkan kidung malam.
Kegelisahan gerak mereka membuatku mempunyai teman untuk berbagi kisah hati.
Ingin kuajak semua abdi malam untuk menggenderangkan tabuh meneriakkan sajak-sajaknya.
Tapi sekuat apapun hatiku menginginkan, pinta tak sanggup tersebut lewat lisanku.

Unggun menyala terang di depan Gubuk.
Dinginnya malam tak terasa karena tinggi jalar apinya.
Dia masih sibuk melemparkan ranting-ranting kering dalam kobaran api.
Sesekali menoleh padaku yang sudah mulai terangguk-angguk menahan kantuk.
Setelah semua tumpukan ranting di depannya habis masuk ke dalam unggun,
Ia berbalik ke arah Gubuk tempat aku menunggunya.
Beberapa saat ia kembali memandangiku,

‘Pergilah tidur…’, ulangnya

Aku menoleh membalas pandangannya.
Dalam Setengah berbisik, kupaksa agar suaraku terdengar jelas,

‘Jika saja kau dengar apa yang dibisikkan hatiku saat ini…’

Diam....

Tiba-tiba aku merasa angin berhembus meniup tengkukku.
Lekat dia memandang dengan senyuman khasnya,

‘Sayang… kau tahu, ???
kau lah cerita tertulis dengan pasti selamanya dalam pikiranku

APA YANG DI CARI HATI By Luka Si Mawar Putih

Lihat lorong lorong sepi itu
hati telanjang mengais secuil rasa
yang tertimbun diantara serakan harapan kosong
korek kanan
korek kiri
semua tanpa pasti
melinglung kala onak duri menyeringai
merintih kala serpihan kaca menggores manja

tergolek pula secuil rasa
untuk mencungkil renggekan lincah sang nurani
saat gelap menghiasi sepi diri
mengelabuhi jiwa membungkam hakiki

nanarlah netra menatap kering
begitu kejamkah nyanyian kidung kencana lara
yang mengalun sayu diterpa bayu
yang bercahaya remang di sapa purnama
sehingga ujung kecil hati tercecer di telan murka

Luka Si Mawar Putih

KEMBARA RINDU (berguru rindu Pada-MU) By Abdul Malik

Selebar jejak langkah
yang berputarputar
di rahang penjuru angin,

sedikit yang mampu ku rekam
dalam sangsi bernama puisi,
aksaraaksara yang bertebaran
di antara Titah Kalam-MU
belum mampu ku rampungkan
menterjemahkan rinduku PadaMU

pada hal, di hari yang kian kecil
aku terus saja dalam hitungan
dan aku terus berguru rindu Pada-MU.

Medan, 16 07 2011
Abdul malik

AKU MENANGIS DALAM DIAMKU By Selomita Sayilendra

Dan Hatiku
Kembali Pedih Merabanya
Kembali Sakit
Dan Aku
Tak sedikitpun Menyerah
Tak mengalah atas rasa Sakit ini

Aku ingin melalui semua ini
membuktikan KETULUSAN rasa yang dulu kuusung
dengan kata CINTA

Aku Meringis
Aku bahkan sampai Menangis
tapi bukan karena DUNIA mentertawaiku
atas pilihan sikapku Sekarang
Aku Menangis karena Kau tak Jua
Peduli dengan PEDIHKU

SEPERTI DAUN TEMBAKAU By Alin Da

Misalkan kita di sini
mereka tentu tak akan diam

Akan kita dengar sumpah serapah
Sampai tumpahnya isi kebun safari memenuhi jagad raya

mungkin juga tanya, benarkah?

Tapi, kau tahu
musim tak akan menciutkan kita

Hujan di kota ini sudah biasa
sepanjang tahun tak ada lagi kemarau dan semi

Entah mengapa
kita betah menikmati

Hanya pada kita
cerita tak terseka
Tertinggal pada daun tembakau yang kau bakar
Lalu menjadi asap membumbung ke udara

Kita menciptakan taman
banyak kupu-kupu dan bunga bermekaran

Lalu
Suatu hari kita akan memamah roti
dan pergi

Lantas
Awal berharap seperti pagi hari
Menjadi seutas tilas membentuk murni kata hati

atau
kita akan menjadikan ini situs purbakala yang akan terpendam sampai mati

AMPUNI AKU By Zee Elang Biru

menetes lagi air mataku
dalam hening malamku
bukan karena sebuah luka
juga bukan karena cinta

setiap bulir yang menetes
adalah penyesalan diriku
karena selama hidupku
aku sering melupakanMu

saat tiba waktu penutupan
di malam suci nifsu sya'ban
tiada banyak amal kebaikan
hanya ada amal keburukan

ampuni aku ya tuhanku
ampunilah segala dosaku
karena dalam lubuk hatiku
ingin kembali ke jalan-Mu

juga untuk semua kawanku
maafkanlah diriku
yang pernah khilaf padamu
membuat luka di hatimu

AKU DAN KATA By Larung Biru

Aku dan kata mencintaimu...
menyelinap diantara syair syair mengalir
bersama butir butir pasir laut..
bukankah sama seperti ketika mencoba
menumpahkan warna
diatas kanvas seraya menunggumu,
lantas langit dan awan bergerak pelan…

Aku dan kata kerinduanku,...
menyelinap diantara derasnya makna aksara
dalam untaian kalimat yang menumpah,
sama seperti ketika gundukan tanah
menggunung dan memuntahkan lahar…
deburannya mengalir begitu saja menerabas segala

Aku dan kata kemarahanku..
adalah ketika terbengkalainya air
disela jemari mengering,
menggenggam dan cinta itu sendiri
yang memberangus ego dalam kalut,
takut atau pengecut.
Ada sisa waktu yang berlari
dalam rimbun hutan Halimun
yang berembun lalu sepi…

Aku dan kata kesetiaanku,
adalah merasakan butiran embun sisa malam
yang datang pada dedaunan diantara kabut dingin
yang menyatu ditanah yang membasah,
didetak nadi hari lalu menunggu esok terus datang,
meski aku tertunduk lesu
Aku dan kataku………..
menjadi degup jantungmu

AKU CUMA PENYAIR GADUNGAN By Joe Imam Menuju Kesuksesan

Beneran...!!

Memang bener kok..
aku hanyalah penyair gadungan
miskin dalam berkosakata, minim dalam berlogika
tak punya citra apalagi estetika
kata-kata, tak pernah terikat tema
kata-kata, tak peduli dengan makna
mengalir begitu saja
apa adanya....

aku ini..
memang cuma penyair gadungan
bukan penyair beneran...
bukan juga penyaru gadungan

asli gadungan..
bukan asli tapi gadungan

gadungan asli...
bukan gadungan tapi asli

aku memang penyair gadungan
siapa takut... ???

KAPALKU By Alam Biru-Nya

Kapal yang aku kemudikan menerjang pekatnya siang akan serpihan serpihan perak yang menghalangi penglihatanku, sementara pulau belum tampak terlihat, aku masih menunggu apakah badai juga mau datang dengan senyum manisnya yang menyelusup di lubang lubang ventilasi kapalku,akupun hanya bisa tersenyum bercanda dengan buih buih laut yang aku pijak

Kapalku masih terdampar pada ombak yang saling bersahutan berkejar di derasnya serpih serpih perak yang datang saling berjejal aku tengadakan wajahku pada ufuk yang ku catat, aku halau dengan ke dua tanganku untuk mengayuh angin yang juga ikut bermain dengan senyum manisnya yang menghujam sendi sendiku

Syair syair lirik air dari langit masih saja temani aku dalam nyanyian senja yang mulai redup,sedang kapalku masih saja tak bergerak di tabuh nyanyian ombak yang masih saja berceloteh pada sang karang, aku hanya dudk diam di tepi buritan dgn lafadz yang tak henti akan untaian dzikir yang tak habis teruntai, hingga selubung biru hangati ragaku

Gema sayup lantunan syair suci telah terdengar terbawa angin jingga yang datang bersama sang camar melewati kapalku yang sedang bersandar tak diam juga tak oleng,akupun memgucap syukur akan keindahan kalimat yang sungguh menggetarkan dada dan menggerakan raga, ku ambil air laut yang kini telah bersahabat untuk membasuh ragaku hingga bersih, untuk berucap kasih denganNya sang Maha Penyayang

Kapalku kini tersenyum terbawa buaian ombak yang membawanya menepi kepada indahnya pulau biru yang damai, akan syair syair yang di bacakan para penghuninya hingga aku terlelap dalam irama syahdu yang memberi kesegaran wangi kesturi membalut rindu pada sang kekasih

Pulau biru yang aku tinggali makin terang benderang akan sajian malam yang penuh bintang akan kecupan para dewa kepada rembulan yang menaburkan buih buih kerinduan pada pelangi yang menetaskan warna warna surgawi

AKAN KEKALKAH IA? By Kirana Mahadewi Biru-Nya

Akrabnya tutur lidahku
Resah dijiwa kian terlerai
Ibarat keheningan malam sesudah
Jauh di sudut hati
Aman di sanubari terobat sepi

Mekar sejambak kuntuman bibir
Enggan mengukir peristiwa silam
Lantaran sepi kuheret ketepi
Ingin mencari satu kepastian
Seri diwajah tersimpan seribu rahsia
Sinaran titisan air mata ternoktah di tabir jendela jiwa
Aku pasrah pada ketentuanNya

Indah bicara tersusun kata
Derai ketawa pengobat hati yang lara
Akan kekalkah ia?
Yang pastinya amat ku selami
Undangan sepikan bertamu lagi di jendela hati

HELAI RAMBUT DI LANGIT BIRU By Alin Da

Negeri singa tak mengizinkan kau kembali pada bumi
hanya bara memberangus
untuk menghentikan jentik-jentik tak menetas
yang telah membangunkanmu istana cadas.

Akhirnya melewati puluhan purnama
kaupun harus menyerahkan tangkaimu pada nyala api
menahan rasa sakit menganggapnya jadi sebuah kehangatan
hanya merasai hasrat berkali-kali pada jari yang menggetarkan nadi
tanpa setitikpun menetes pada jiwa rentas

Langit tak berkelopak lagi
tak ada hujan merintih
dan buatku menitik
menitik janji laki-laki pada terumbu
yang menghitung helai-helai rambutmu



selamat jalan potesiaku
Ada,28june2011

Rabu, 13 Juli 2011

HENINGKU By Alam Biru-Nya

Hening telah melepas kelambu menari di juntai malam
detak cahaya merengkuh di bukit yang tak berpintu
bergelombang bagai ombak yang teduhkan laut biru
pada getar seruling jiwa yang nyanyikan tembang hujan

Memecah angin dalam bingkai kabut yang hiasi gunung
getar halus merambat di nadi yang berdenyut
mengipasi malam dengan gemerisik dedaunan
terpahat pada dinding yang berhias kelam

Pada warna warna yang tak lagi bercorak bintang
mengupas rindu dengan serpihan mutiara yang cemerlang
terus menjalar di pekat warna yang membius kunang

Hening terus berjalan menanti teriakan fajar
bergeser dari denyut denyut nadi yang menoleh sepi
berpijar di kedalaman laut yang tak berombak lagi
hingga terang terbius oleh puisi yang dihembuskan kerang

Denting kian terasa di kejauhan mendekap senyum yang indah
mengoyak terali rindu yang terus berdentang terang
menguras telaga air yang berkilau di taman mawar

RINDU INI By Kirana Mahadewi Biru-Nya

Waktu telah lama memisahkan kita
Hari, bulan dan tahun telah berlalu
Hanya kenangan yang sekali-kali datang menyapa
Apakah ini rindu atau ilusi semata

Kadang hati bertanya,bisakah?
Rindu ini menemukan jalannya
Ternyata hampa saat hati
Telah terkubur oleh rindu ini

Semenanjung rinduku terhalang oleh
Selat cintamu yang dalam
Akankah kita bisa menyatukan
Rindu ini...

BINALMU MENYAPA PUJANGGA By May Scarlet Maryam Dachlan

binal matamu menari
berbinar mencari mangsa
memilih mencuri kesempatan
mana yang memberi harap

senyum tersunging merayu
menggoda iman sang pujanga
dalam gerikmu tersimpan jurus menjerat
yang penuh intrik penuh strategi

dalam diam kau semburkan rayuan
gerak dan gerik uarkan pesona binal
tapi semua tak berbau mesum
karena binalmu kau kemas dalam lugumu

binalmu kau semat hanya untuk sang pujangga
pujangga yang karam dalam kalam
yang hanya mampu menatap nanar
menikmati binalmu yang menyapanya.

Jendral tak Bernyali ... *_*

SERIUS By Selomita Sayilendra

lagaknya kulitku
jariku di listriki baitmu
menggoda remang romaku
hingga seram sejuk layaknya bermandi ais !

oh..kau penyair..
Sungguh kataku tidak setanding
segala hiperbola yg kau cipta
yg kau tancapkan sebilion takjub
di mata jiwa..

ku baca berkali kali juga tiada
hadir jemu kau sabar disana
1 hari nanti andai umur
di lanjutkan-NYA..
Ku gendong JANNAHKU menemui mu minta autografi..
S E R I U S.

PERAHU IMPIAN By Lambaian Terakhir Sang

AKankah Ku Goreskan
nada-nada Biru
di Setiap Dinding Langit
Di Kala Senja Hampir Menyelimuti Cakrawala..

Oh..
Sungguh Itu
tiada Mungkin Kan Gupai.

Namun
Izinkan Ku cari Cinta Mu
di Atas Serpihan Birunya Langit Yg bersulamkan Awan Nan Syahdu
Agar Warna Yg Terpatri Dlm Indahmu
Selalu Mengeringi Lautan Hatiku..

AKan Kah ku Berlayar
Bersama Buih2 Di Birunya Lautan Kasih
Di Kala Deburan Ombak
Memebelai Lembut
Perahu Impian...

BIRU TELAGA By Ra' HanyaMilik AegisAthena

Beratus pasang mata bening
Saling bertemu rindu, sayang
Beratus hati sejernih biru telaga
Berpadu dalam kekompakan abadi
Yang tak pernah mati

Tak ada sehelai mendung
Tak ada angin desah
Kunang-kunang menari menghias malam
Burung bernyanyi sampaikan salam
Pada gemulai rona bintang dan rembulan....

SANDARAN HATI By Selir Hati

Telah ku rebahkan kepalaku di dada
perkasamu, laksa teduh kurasakan
di belahan kalbu,
detak jantungku
pun begitu sangat melaju , gemuruh nya bagai ombak
samudra itu .

Kau tatap mataku
dengan syahdu
laksa kau balut
aku dengan segala kasih sayangmu ,
makin ku tatap
matamu makin
tak tahan desiran
hatiku syahdu
merayu nuansa nurani ku

INGATLAH By De E Sst

Tersusun tak terkunci
Lembar tersuci
Bersinar abadi
Lesapilah setanak padi
Nisankan hitam jeruji
Direngkuh putih janji

Namun kadang mata seolah buta
Pun hati sengaja mati
Dirupa bertirai jelata
Pun diderap bersepatu kunti
Seakan lupa, menyapa tanah itu kan punah tanpapun berkata
Ingatlah, terbening mata itu kapaskan hati meniti...

DIRIMU By Sagita Bintangsatya

Dirimulah yang hadir kala ku sepi
Karena kau begitu menyentuh jiwaku
Bagaikan lagu merdu kau menjaga sepiku
Kau bisikan bahwa kau cinta padaku
Hadirmu memberi satu keindahan
Cintamu bagai alunan musik di hatiku
Berirama merdu di dalam hidupku
Yang melenyapkan segala kedukaan
Sayangmu adalah iringan musik di hatiku
Berputar syahdu tanpa rasa jemu

Dan menemani jiwaku dengan damai
Sungguh indah nadamu mendamaikan hati ini
Pernah ku ucapkan tak mengharap cinta lagi
Tapi jalanNya siapa yang menduga
Untuk kali kedua ku kembali merasakan cinta
Bertahta lembut pesonamu memukau hatiku
Cintamu mengalun jadikan nada-nada rindu
Dan bernyanyi mengisi di relung hatiku
Melahirkan satu pengharapan cinta....
by:dreamland ♥ secret romance ♥

TELAH KHATAM By Mega Ungu

Telah khatam satu pintalan dari buih buih dilautan
untuk ku jadikan hiasan di takhta hatimu
akan ketemukah daku secebis realiti dari segunung mimpi
telah ku puisikan alunan gelombang nan sering membadai
menjadi melodi syahdu sendu konklusi cintaku

pun masih ku titipkan syair syair via pepasir dipantai pesisir
guna memprosakan bait bait irama di gelodakan jiwa

namun pada siapa bisa ku meditasikan rangkaian sepuitis sketsa
sebuah lakunan hidup dipersada maya
yang semakin senja kian gulita cahayanya
dari terang meluncur temaram
dan temaram pun kian terpadam

MENCARI HAKEKAT MAKNA By Abdul Malik


Aksara-aksara adalah Ibu
dari anak-anak kata
yang lahir mencari makna.
(Apalah artinya aksara tanpa kata).

Kata-kata adalah Ibu
dari anak-anak bait
yang lahir terjemahkan makna.
(Apalah artinya kata tanpa makna).

Bait-bait adalah Ibu
dari anak-anak syair
yang lahir menyingkap makna Do'a-Do'a.
(Apalah artinya makna tanpa Do'a).

Syair-syair adalah Ibu
dari anak-anak puisi ku
yang ku lahirkan menggapai Hakikat.
(Apalah artinya aku tanpa Hakikat).

Medan, 12 07 2011
Abdul malik

MALAM By Zee Elang Biru

malam..
dimana kau sembunyikan bintang?
apakah ia mengikuti purnama menghilang?

karena yang kulihat di langit hanyalah kepulan awan kelam
dengan semburat warna kemerahan

malam..
jelaskan kepadaku
kenapa kau teteskan butiran hujan?
apa kau tau apa yang hatiku rasakan?
jelaskan padaku wahai malam..

aku merindukan bintangku
juga purnama yang setia menemani malamku..

malam.. aku kehilangannya
tanpa pesan meninggalkanku
apakah kau jua rasakan sepi?
saat purnama dan bintang meninggalkanmu..

CINTA SEPERTI SEBUAH MALAM By Larung Biru

Dera angin,
singgah di beranda ini.
Saat malam masih dalam lamunan,
langit menghitam, bertabur rasi bintang
dan lembut cahaya bulan.
Ini adalah malam yang pernah kuceritakan padamu
sebagai sebuah hikayat panjang.

Walau sepi dari gema bahagia,
namun dia dapat berkata tentang
satu kehidupan, sebelum perjalanan itu harus
terus mendera dan menyeret kita dalam
langkah-langkah panjang dan fana.
Dalam hening malam ini dia pernah berkata padaku,

“cinta itu seperti sebuah malam”

hanya gelap dan dingin seperti sekuntum
bunga yang telah mengering.
Namun aku berkata padamu
“biarlah di malam ini aku mengartikan sendiri cintaku”
seperti sebuah senja yang merindukan keremangan
dan kelip bintang di langit.
Aku akan mencintai sebuah sisinya yang fana,
walau semua akan hilang, punah dan terlupakan.

HASRATKU By Panglima Celebes

Ingin ku gagahi rembulan malam ini. Menikmati tiap tetes keringatnya yang mengucur dari sela-sela pangkal paha langit. Ingin ku basuh tubuhku dengan cairan kenikmatan sang hujan yang begitu setia datang tiap senja. Ini gairah gelombang pasang yang menderu menghempas pantai dan karang-karang batu di sepanjang pesisir. Malam memberikan waktu buatku mengembara kian jauh dari kenyataan pahit akan senja yang tak pernah kembali padaku dengan bias merahnya yang merona indah. Senja hanya datang untuk menyapa sesaat, kejap lalu pergi lagi. Tenggelam dalam waktu yang pekat.

Ku dapati purnama malam ini sedang sendiri. Melamun menanti sang bintang yang belum datang juga. Ku datangi ia yang sedang memunguti rumput-rumput kering. Sesekali disibaknya rambut hitam legamnya yang menjuntai menyentuh tanah.

Saat ku sapa, ia tersenyum lembut. Senyum yang sanggup merontokkan matahari pagi dan menahannya tak beranjak hingga terik tak mampu lagi menyapu hari. Lengkungan bibir yang sanggup membengkokkan tembok baja dari tiap lelaki yang haus akan tubuh hangat perempuan.

Ia tersenyum sambil melirik sekilas padaku. Matanya mengisyaratkan kerinduan ladang basah yang membutuhkan sentuhan terampil tangan pak tani. Menyemai bulir-bulir kecil lalu tumbuh jadi padi yang ranum. Ku baca geliat resah yang tersunging di balik tabir tipis bibirnya.

"Engkau datang?" Pertanyaan yang sama dan kerap diucapkannya saat aku tiba dan berdiri di hadapannya dengan selaksa hasrat yang tak pernah usai. Pertanyaan yang sama dan tak pernah ku jawab pula.

Lalu bibirku bercerita pada pagutan liar yang menjalar dari tengkuk, leher hingga ke dadanya yang membusung laksana gunung kembar. Ia menjawabnya dengan sejuta desah yang meronta atas kesadaran kasih sayang.

Ini bukan persetubuhan jasad. Tapi senyawa yang berkolaborasi dengan berbagai unsur kimia dan melahirkan unsur-unsur atom baru. Ini adalah kalkulasi ritmis angka matematis pada bilangan tak terhingga dan beberapa variabel membentuk persamaan baru. Dan notasi baru bergema dalam nada tak beraturan. Tanpa narasi. Gemulai salsa berubah jadi gerakan erotis yang memilin, menjepit dan berakhir pada jeritan klimaks.

Setelahnya ia kembali tersenyum. Matanya sayup. Manik-manik matanya berbinar dalam remang pendar bintang yang mulai muncul malu-malu. Saat-saat seperti ini biasanya ku angkat dagunya dan melabuhkan ciuman kecil dibibir ranumnya. Menatap matanya sambil tersenyum juga. Lalu ku kecup keningnya. Dan ku bisikkan kata-kata paling indah yang selalu diimpikan sejuta perempuan rembulan.

Biasanya ia lalu terkikik geli sebab nafasku katanya membuat seluruh helai yang tumbuh dibadannya berdiri. Dan ia akan bangkit menunggangiku. Matanya tersenyum nakal. Senyum yang akan dinantikan oleh setiap lelaki malam. Tapi ia hanya milikku. Paling tidak malam ini.

Senandung birahi bertabuh lagi. Melenggok liar seperti ular sakti dalam kisah dongeng yang sanggup berdiri diujung ekornya. Dimainkannya irama laut yang menggulung dan menghempas tak berkesudahan. Lututku sampai gemetar dibuatnya. Tak sanggup bertahan pada pusaran air yang diciptakannya. Jika sudah begini rasanya aku akan selalu berdoa agar pagi tak pernah datang.

Dengusannya mulai meninggalkan dingin dan kawah gunung berapi sepertinya akan meledak. Dia akan menghempaskan bumi sekuat-kuatnya. Inilah mengapa gempa kini kerap terjadi. Bulan sedang kasmaran dan dilanda birahi tak berkesudahan.

Jelang dini hari aku akan tertidur pulas didadanya. Menikmati gundukan empuk sebagai bantalku. Kembali kulantunkan doa agar pagi tak datang kadang aku berharap agar pagi tenggelam dan mata hingga tak kembali lagi mengganggu tidurku.

Selepas desahnya ia akan membersihkan diri. Butiran keringatnya menetes perlahan ke bumi. Itulah mengapa tercipta embun saat dini hari. Setelah itu ia akan terlentang dan membiarkanku tertidur didadanya.

Aku terbangun ketika ia dengan lembutnya mengecup bibirku dan berbisik bahwa ia akan pergi.

"Bintang fajar telah datang menjemputku sayang. Aku harus pergi" Matanya berkaca-kaca.

Pagi jahanam! Rutukku tak mau sudah.

Anak Langit. 10.05.2011

CINTA ADALAH By Balu Seta

cinta adalah bunga-bunga surga
indah menawan harum mewangi
manjakan rongga rasa
singgah di tiap pori
berdenyut seiring nadi
berdetak bersama jantung
berhembus menghela nafas

bila cinta telah terpatri
langit begitu tampak indah
dengan manik-manik lukisan awan
yang menyapa pada dinding-dinding rindu
bersama kepakan burung mengawang
ditemani kekasih pujaan

hinggakan sampai pada puncak keindahan
terik mentari berasa hembusan semilir pantai
dengan memandang riak buih laut
sejukkan raga teduhkan rasa

SAYAPKU By Kirana Mahadewi Biru-Nya

Hamparan biru langitmu menebarkan berjuta warna
Yang menggoda kesunyianku untuk kesekian kalinya
Aku bosan....??

Dengan kilau mentari
Yang membakar hijau rumput
Terik....???? Panas....???
Seperti gerahnya penatianku
Akan sesuatu yang tak pasti
Entah mengapa...???
Lukisan pelangi
Tak lagi terlihat indah seperti dulu

Letihku terangkum dalam sesak suasanaku
Yang kau taburkan disetiap lekuk senyummu
Juga bungkahan hatimu yang membeku
Sayapku lelah mengepak
Sementara bintangmu s?makin memacu riuh hasratku untuk mengejarmu………

DI BALIK SENJA By Ra' HanyaMilik AegisAthena

Kala warna jinggamu memendar mewarnani langit
Kala gurat keemasan tersembul diantara sang awan
Saatnya engkau siap tenggelam masuk peraduan
Dan engkau tak mampu mengingkarinya
Sebagai tanda patuh dan taatmu.

Dibalik jinggamu yang menyelimut gunung dan awan kelabu
Yang kemudian menjadi pekat dan menghadirkan rona kelam

Dibalik senjamu terkandung tranquil, kesenduan
sekaligus kerinduan dan selaksa harapan
lewat doa-doa syukur dan kepasrahan
dipenghujung sholat maghrib kami.............
dipenghujung sholat maghrib kami.

RENUNGAN MALAM By ViE Auliya

Pekatnya gelap malam seolah memeluk erat perasaanku,,,
Semilir angin menusuk ke pori-pori tubuhku,,,
Aku terdiam,,,aku membisu,,seolah tak da yg kutuju,,,
Denting-denting malam menembus kesunyian,,,,
kesepian merasuk dijiwaku,,,

Aku masih belum tau,,,arah mana yang harus ku tempuh,,,
Ingin ku jelajahi sunyinya malam,,,
namun langkahku seolah terpenggal,,,
Ingin ku pelajari janji alam,,,
Meski harus tunggangi malam tanpa teman,,,

Ya Allah,,,
Mengapa tak da yang bisa mengerti apa maksudku,,,
Mengapa perkataanku seolah tak berIbu,,,

Ya Allah,,,
Berikan satu diantara RahmatMu,,,
Untuk ku jadikan pegangan Hidupku,,,
Tuntunlah aku menuju Jalan yang Kau Restu,,,,

PENGECUT By Joe Imam Menuju Kesuksesan

Pengecut..!!
Mengapa tak kau penjarakan saja hatimu
Biarkan saja dia merasakan sunyi dan pekat
Tersingkirkan dari damai dan bahagia..

Cobalah kau ingat
Sudah berapa lembar puisi yang kau tuliskan
Sudah berapa lama waktumu terlewatkan
Hanya untuk memujanya dalam angan

Kalo memang kau inginkan
Ungkapkanlah...
Agar tak ter-sia segala upaya
Agar terungkap segala rasa

Yakinlah..
Tak ada yang tak bisa untuk di taklukkan

AH By Badai Biru

Ah...
Sayup senandung surga mengalun dari selatan
Seiring tasbih senja ilalang dedaunan
Seakan keindahan surga yg sebenarnya tergelar
menghampar luas di sekelilingku yg masih duduk terkapar

Ah....
Kenapa tiba2 kerling neraka lancang menyapa
ketika indah surga baru saja terasa
Seketika kulihat syetan2 durjana ulurkan tangan mengajak malakut cinta untuk berdansa
Yang kemesraannya begitu hangatkan jiwa
seakan mustahil terpisah

Ah...
Kenapa ku harus terlena oleh indah belaian surga
Pun cemas oleh seringai tajam taring2 neraka
Kenapa harus ku hiraukan tarian2 mereka yg masih mesra meliuk berdansa

Hmm....
Sejenak aku ingin buta
karena dlm gelap,makna cahaya dpt kurasa sbg hidayah

Sejenak aku ingin tuli
karena dalam sunyi,sumpah serapah akan terdengar seakan pujian indah

Sejenak aku ingin bisu
karena tanpa tarian lidah,bisik bisik jiwa mengalir tanpa rekayasa

Ah...
Seketika aku merasa bersama Yang Terahasia...

10 Robi'ul Awwal 1431 H..
SantanAji

TARIAN DI ATAS SEJADAH By Badai Biru

Selangkah kedepan akan ada kumandang
Memanggil jiwa pun raga untuk pasrah dalam berjuta kesan pabila terasa
Indah di atas sajadah

Hanya saja aku rindu teriakan Bilal
yang mampu membuat batu - batu pun bersujud
Secadas apapun...!
yang mampu membuat kita rela tanggalkan jubah - jubah duniawi
Semegah apapun...!

Ketika pun tanah gersang terhampar sebagai mihrab penyembahan
Bahkan jauh indah kesannya dibanding simpuh diatas pualam

Sejajar raga selaras jiwa dalam pasrah di hadap Yang Terindah
Lupakan rasa...
Lupakan cinta...
Lupakan semua...

IZIKAN AKU By Balu Seta

bait-baitmu mengalun laksana hembusan bayu
menerpa raga membuai jiwa menyentuh rasa
melantunkan nyanyian merdu mendayu
dalam hamparan karpet beranda surga

terbayang akan tapak-tapak jalan yang pernah kulalui
berkelok berliku menanjak menurun
terwarnai akan syahdunya rasa rindu padaNYA
di samping onak duri bara api yang kutapaki

duhai DZAT yang Maha Tahu akan segala sesuatu
izinkan hambamu ini bersimpuh di teras kasihMU
menyanjungkan keagunganMU seraya memohon
denyutkanlah nadiku bersama hamba-hambaMU
yang selalu mengingat dan bersyukur padaMU

HENTIKAN LELAKUMU By Budi Muliansyah

Jangan tanya kenapa
hentikan.
Karna kami manusia
maka hentikanlah.

Telingamu tidak tuli
matamu tidak buta
maka hentikanlah.

Hentikan bung.
Butakah nuranimu ??

Berapa banyak lagi yang ingin kau kuras
sementara lapar dan
dahaga memecah tangis anak negri.

Hentikan.

Korupsi bukan budaya kami.
Korupsi bukanwarisan kami.
Korupsi bukan ajaran kami.

Bertumpu pada satu kaki ditanah retak berbatuan.
Ketika kau hujamkan
Kuku kuku jemarimu. Kokoh mencengkram urat urat nadi.
Memupus kebulan asap asap dapur ibu pertiwi.

Yang terlupakan.
Yang terabaikan.
Yang terpinggirkan.

Hentikanlah.
Sebelum laknat tuhan menghukumu.
Hentikanlah.
Sebelum ruhmu pergi meninggalkan raga.

Maka hentikanlah !!

Senin, 11 Juli 2011

AKU BERHARAP By Vanera El-arj

Aku berharap kau tahu ketika aku diam,namun ternyata engkau perlu aku bicara. mungkin benar semuanya adalah salahku, karena aku masih terdiam. namun tahukah engkau kenapa aku diam ?

alasan aku diam adalah aku takut aku tak bisa lagi bersamamu ketika kalimat yang aku ucapkan tak bisa engkau terima dan tak berkenan dihatimu.

"AKU MENCINTAIMU, TAPI MUNGKIN TIDAK BAGI ENGKAU"

yah kalimat itu yang selalu pengen aku bilang, namun satu hal yang membuat aku miris tuk bilang, yakni komentarmu ketika aku mulai bilang tentang cinta dan persaan " KONYOL"

aku selalu tahu posisiku, aku bukanlah yang kau harapkan hadir, dan aku tak pernah bisa menjadi imam yang bisa engkau percaya. meski aku berusaha dengan segala kemampuanku.

disamping itu, masih terlau banyak kata " sayank" yang tertuju padamu, dan mungkin dari beberapa kata "sayank" itu ada dan bukan hanya satu yang bisa membuatmu nyaman. tentunya bukan aku.

aku tak mengeluh, aku tak menyesalinya, justru aku bahagia ketika aku mampu menjadi temanmu. aku tak kecewa, aku tak sakit dan aku tak tersakiti.

hanya saja aku berharap suatu ketika engkau kan dapati hari dimana engkau kan tersenyum dan tersenyum dan tak kan pernah lagi melihat airmata kesedihan.

aku hanya mampu berharap engkau kan bahagia dengan siapapun yang kau kehendaki, tentunya yang orang tuamu meridhoinya juga.

terakhir, aku hanya ingin engkau tahu bahwa " AKU MENCINTAIMU" apa adanya, tanpa tendensi, tanpa kebohongan, dan INILAH AKU DALAM DIRIKU YANG APA ADANYA.

BERTANYA PADA RINDU By Sukma Perindu

Meniti siang,
membunuh lengang
ku tatap di kejauhan
garis horizon dibentang lautan
yang hadir diam-diam
dan pelahan mencekam rinduku

jangan kau ucapkan kata,
saat bising lenyap dalam senyap
gelarlah tikar bersulam
dan hamparkan selimut malam
sebab lentera tlah ku padamkan

usah kau ingat lagi mimpi,
yg ber kejaran di kisi-kisi hati
tenggelamkan bersama kenangan
sebab rindu ini,
tlah membuka topengnya
untukmu..

MENGHARDIK PANCAROBA By Panda Wes Tobat

Kuhardik angin lirih bersemilir menyaput wajahku
Seolah mengejek pada lekuk muka yang kulipat lipat
Terlihat bersidekap, congkak mengangkangi matahari
Buru buru berpamir hendak menarikan panas tulahnya

Dan pohon pohonpun tak mampu lagi merindang
Pada sumbang kemarau yang teramat panjang
Meninggalkan guguran dari daun daun keringnya
Hinnga tersisalah reranting lapuk dimakan usia

Pada tembok yang meninggi digersangnya kemarau
Telah terbentuk pembatas menyumpal mata airnya
Sedang cekungan makin terlihat kering kerontangan
Menampak berkaparan mayat mayat bersandingan

Lalu dimana gumpalan awan yang berarak kemarin
Tak terlihat curahan hujan pada permukaan buminya
Biar oase tak lagi menawari fatamorgana bagi musafir
Yang ditipu gersangnya kemarau pada peralihan cuaca

KANGEN By Balu Seta

Malam indah terulang kembali
dewi rembulan dengan cahaya temaramnya
kerlap-kerlip bintang menghiasi langit
laksana kunang-kunang menari dengan riang

ku teringat dirimu
saat kita di bawah pohon jambu
kamu sandarkan tubuhmu di pelukku
harumnya rambutmu masih wangi di hidungku
ucapan janji setiamu membungakan hatiku
lalu.....
tidak banyak yang kita bicarakan
hanya remasan jari yang beraksi
sambil memandangi rembulan dan bintang
sebagai saksi mesra kita berdua

kasih....
meski waktu telah berlalu
namun belai sayangmu
manjanya dirimu
masih terasa hangat
di sekujur tubuhku

sayang.....
di seberang lautan ini
aku kangen padamu

REMUK REDAM By Äàñ Sètéñgåh Màtì Ñèlàñgså

Hati terus berkidung
tapi
jiwa tak lagi tertawa
meskipun seolah tak searah
di muara kehidupan aku terapung
tanpa air mata apalagi isak
tanpa sakit apalagi luka

aku tertunduk terukuri sepi
meskipun kaki terus melangkah
berjalan menembus masa

ahhh kepalaku terasa berat
mataku terus menatap
harap dan cinta tak pernah terjawab
aku remuk,hancur,lebur,oleh bayanganmu yg pekat

SESUNGGUHNYA AKU TAK SANGGUP MENDENGAR By Mawar Kikan

Pagi nampak mendung di teras rumahmu
Pintu tertutup rapat seolah tak ingin menerima tamu
Entah siapa yang mengundangku untuk bertandang ke istanamu
Kelam itu sudah kucium dari balik jendela juga daun pintu yang muram
Pagar rumahpun terasa berlumuran air mata
Sebelum kau sambut aku dengan pelukan gundah


Pagi bak berselimut mendung
Sementara mentari bersinar di cakrawala
Ada apa denganmu berbaju hitam legam bagai berduka cita
Sejenak bibirmu bergetar tak mampu memulai kata
Air matamu menetes deras hangatnya menyentuh dinding hatiku
Sekiranya aku melihat air matamu bak anak sungai berdarah
Mendung itu sudah menuai badai setelah sekian musim kau simpan


Pagi membuatku mengigil tentang duka seorang kawan untuk perih tak berakhir
Bukan tentang  kematian jiwa melainkan kematian batin yang terluka
Semestinya aku hadir untuk becerita tentang semirip keluh
Tapi Pintu dan jendelamu kurasa bagai terlis api
Sementara pelataran terasmu penuh  bara yang siap menghanguskan tubuhmu


Baiklah aku siap menjadi tempat sampahmu
karena aku tau betapa sesak hatimu
Otakkupun tak sanggup menanggung
Setiap kisah yang kau percayakan kepadaku
Sungguh kau sanggat tegar kawan
Tak sanggup kuberkata kata
Sesungguhnya aku tak sanggup mendengar
Tapi hanya itu yang bisa aku berikan

WAHAI PUJAAN HATI By Kirana Mahadewi Biru-Nya

Seuntai kata yang kini masih membelenggu
Membuat hati ini terjerat dalam kebimbangan
Kadang-kadang keluh kesahku membahana
Dalam setiap kata yang kunjung memberat

Wahai pujaan hati
Taukah engkau seluruh bintang ku raih untukmu?
Tak hanya bintang, bulanpun akan ku petik
Segalanya kan kuraih sekalipun besar deritaku
Karena engkau begitu kupuja dalam hatiku

Tak hilang semua duka ini mendera
Demi mendapatkan kasih dan sayang darimu
Selama kau masih diam terpaku
Seumur hidupku tiada sempurna ku temukan
Engkaupun tau, bahwa cinta tak melihat batasan.
Sekalipun umur mengusik benakku tuk menggapaimu
Jauh membedakan antara engkau dan aku
Sungguh tak adil hal itu jadikan pemisah antara kita

AKU GAPAI JIWAMU By Selir Hati

Telah aku gapai jiwamu dalam
angan nyataku
lewat semilirnya
sang bayu ,
lewat bisikan
sukmaku bahwa
aku kan tetap
berada dalam bentangan hatimu .

Seribu janji telah
terukir pasti ,
kesetiaan menjadi
bukti cinta kasih
nan abadi ,
tak akan lari dan
juga tak akan
ingkari , semua
telah indah tahtai
nurani yang suci .

MASIH DI SINI By Anto Bramantio

Nyiur melambai
Ombak membelai pantai
Di lautan pasir putih menghampar
Termangu aku menatap cakrawala

Langit masih membitu
Sebiru cintaku padamu
Karang masih kokoh berdiri
Sekokoh setiaku pada janji

Seperti hari-hari yang lalu
Aku masih disini
Menanti dan terus menanti

Dalam resah gundah
Ku nanti kau tiba
Dalam kerinduan
Ku sulam cinta selembut sutera

Jiwaku menggelepar
Dipanggang rindu yang membakar
Oohh…rindu…
Sampai kapan kau menyiksaku

BERCERITA By Alin Da

Bercerita
kepadaku kau bercerita

tentang kaki-kaki yang lelah
tentang jari-jari gelisah

kau awali dari samudra besar
pergi berlayar

meninggalkan penat kota
tanpa potret keluarga

kau tulis
perjalanan pada kertas tipis

dengan kata-kata yang melompat lalu pudar
memandang gusar dalam kalimat terlantar

terkadang kau bernyanyi
sering pula kau berpuisi

setiap puisi lahir
jejak pun berakhir

meninggalkan kata-kata cacat
kadang lupa kadang ingat

" jika jejakku berakhir
bolehkah aku mampir
setelah menyisir bibir pesisir
ke dalam pori-pori pepasir
yang berbau anyir"

AKSARAKU By Atika Cb

Aksara ku bagai membeku
di ruang dan waktu
aksara ku membisu
didekapan kalbu
aksara ku melantun kelu
diruang sepi
mendengung lirih
nada-nada melayu

suara sumbang angin
seakan mencabik-cabik
guratan yang menoreh tertatih
bungkam aksara ku
dijejakan waktu

SENANDUNGKU By Luka Si Mawar Putih

Senandungku tentang alam yang berteriak
memanggil jiwa sepi di batas mentari menepi
saat gelepar dahaga menggerogoti nadi naluri
merintih bisu dalam canda lenyapnya embun pagi

Senandungku tentang bukit gersang
menjulang telanjang di punggung bumi
saat otot kekar tak bertanggung jawab
menanggalkan semua perhiasan hijau di tubuh mungilnya

senandungku tentang langit yang menggigil
menyesaki asap yang bergulung membumbung
menembus batas kelana puja kemurkaan
atas kesombongan dan keserakahan dunia

menangis lirih
mengerang pedih
bergetar rintih
namun palsu bergetar memuja waktu
menyenandungkan irama longlong keangkuhan
yang merdu di gendang angkara

Minggu, 10 Juli 2011

AKU MEMILIH PERGI By Gempur Angkoro

Aku tetap berdiri menepikan duri
tak bisa kuasa akan renta tangkaiku
yang mulai jenuh bergelantung,
Saat kau jadikan aku daun.
Ku ingin jadi buliran Embun
...ketika matahari sulit kusentuh
biar tak terasa perihnya.

Aku memilih pergi..
dan ketika tanganku tengadah,
terbisik sebuah jawab :
Menjadi Eidelweis tetap pilihan terbaik.
Lalu perempuan itu menghilang,
Tersenyum dibalik Ilalang ^_^

TENTANG KAMU DAN RINDUKU By Budhi Muliansyah

Semilir angin malam berhembus menderu membawaku terbang melayang keperaduan rindu disemenanjung tepian pantai hatimu.

Langkahku meringan saat sambutmu dalam remang cahya lentera menyungging seulas senyum berhias pelangi dibibirmu.

Rindu menyesak yang menggelora di rongga ronga dada lepas sudah ketika sua menjawab tentang kamu , rinduku dalam dekapan rindumu.

Keheningan malam semakin menghening tanpa suara , tanpa kata,tanpanada ketika kau dan aku berbicara dalam bahasa CINTA ..

MENGALIR BERSAMA RINDUKU By Zee Elang Laut

Dari fajar sampai gelap
ku rasakan hening hati ini
menahan rasa dalam hati
yang begitu sunyi dan sepi

apa yang aku pikirkan
apa yang mengganggu hatiku
apakah aku rasakan rindu
rindukan dia sang pujaan

meneteslah air mataku
tak lagi kuat aku menahanmu
mungkin dengan kau mengalir
tak ku rasa lagi sesak dada ini

telah ku ambil air wudlu
sujud simpuhku pada-Mu
ya Allah ya Tuhanku
tenangkanlah hatiku, karena
hanya Engkau yang tau rasaku

meneteslah air mataku
mengalirlah bersama rinduku

AIR MATA BUAYA By Arzintha Milannesty D'azzuri

Tangisan bukanlah tangisan mata
tapi tangisan adalah tangisan hati
mata seseorang bisa saja menangis
tetapi bisa jadi hatinya tetap keras
tangisan seorang munafik berasal
dari kepala bukan dari hati
inikah yang dinamakan
AIRMATA BUAYA ??

Haruskan cinta yang suci
penuh dgn kepalsuan dan kepurapuraan
hingga mengeluarkan setetes airmata??

selamat malam sobat semua
terima kasih buat kaka alam biru
yang udah undang adek tuk bermain disini

salam malam sang rembulan
ARZINTHA

CINTA INI By Suling Emas

cinta ini
melukis rindu di hati
kukatakan dengan segenap rasa yang ada
betapa aku tak ingin kehilangan dirimu
betapa aku sangat menyayangi mu

sering tumbuh rasa kangen yang berkepanjangan
dan sering kurasakan sunyi di hati
yang mencekam kalbu bila kau tak berada di sisiku.

temanilah aku melewati waktu
membunuh sepi yang meraja dihati
duhai kekasih …….

ANDAI SAJA MEREKA TAHU By Alam Penyair Maya

jiwaku dan jiwamu tercampur bersama
apakah kita saling berdekatan satu sama lain
ataukah berjauhan

aku adalah engkau
engkau,
wujudku,
akhir dari hsasratku

yang paling akrab dari fikiran rahasia
diselubungi
dan tetap di sepanjang cakrawala
dalam lipatan cahaya

bagaimana?
"bagaimana" tersebut dikenali
sepanjang sisi luar
sementara sebuah sisi melampaui
untuk dan kepada hati makhluk

PERJANJIAN HATI By Mawar Kikan

Setiap kelopak yang kumpulkan
Adalah bagian dari jiwamu
Pada suara yang berbisk
Ucapkan bening rasaku
Andai demikian itu adalah cinta yang kau kirim
Maka akan kurangkai bagai sekuntum mawar dalam taman hatiku
 
Setiap yang kupungut
Adalah bagian dari kisahmu
Pada coretan syair yang kau tinggalkan dalam lipatan ridu
Kemudian kukumpulkan mencadi catatan perjalanan tentang hati
Maka akan sampai pada sebuah perjanjian
Tentang kesetiaan yang kubungkus pada penantian setelah mati
 
Dengar angin berbisik kepadaku
Mengikrarkan kelopak yang tercecer pada sebuah prasasti
Kelak akan kita ukir namamu dan namaku
Untuk kita persembahkan di altar yang kita diskusikan


Hingga malam kita menghitung bintang
Maka kita telah sampai di pintu penantian
Pada saat jiwa kita terbang kelangit
Pada saat Raga kita hanya belulang yang tercecer
Perjanjian hati akan kita pestakan

KEHARUMAN SENJA By Darma Lubis Permadani Hijau

Semenanjung harum senja, ditimang2 oleh kata.
keraguan untuk melukis senyum..sudah pergi meninggalkan..
kais buana melamar warna biru,
perlengkap realis warna senja..

kaum mata menanjak merunduk...
terkagum selang berdoa meminta..
pulangkan aku nanti...
seperti keadaan,seperti ini...

keharuman senja!!
pembersih nafas senja

INILAH AKU By Via Auliya

Aku hanyalah sesosok insan berjiwa lemah,,,
Hanya mampu menggelar tikar lusuh,,
diatas lantai yang kusam,,,

Aku hanyalah orang desa,,,,
yang menghirup nafas dari nada2 pesawahan,,,,
yang memandang indahnya kehidupan dibalik perbukitan,,,,

Aku datang menuju sebuah kota,,,,
untuk menata harap,,,meniti impian,,,,
Berbekal kepercayaan dlm diri,,,tanpa merasa gengsi,,,

tapi mengapa,,,,????
Keberadaanku seolah berarti disaat ku tangguh sajah,,,
dan dsaat ku lemah,,,,
seolah tak sempat tergerak,,melirikan mata bathinnya untukku,,,

Namun ku selalu sadar,,,,
perjalanan hidup bukanlah hal yang mudah,,,
kan kupelajari janji alam,,,belajar dari pengalaman,,,
kan kubukukan kegagalan sebagai cambuk kesuksesan,,,

Ribuan tetes air mata,,,
menguntai kata kunci dalam bathinku,,,
kerasnya kehidupan,,,,
telah mendewasakan pemikiranku,,,,

CELOTEH SENJA By Bunga Rumput

senja,

aku merindukan saat-saat kita masih bersama
merumuskan jejak mata dewa dilangit Samboja
lalu senyum dan tawa renyah kita mengudara
menjelma siluet maha jingga

sungguh senja,

kini langitku tinggal sepetak tersisa
walau masih bisa kubingkai nyala mentari merah saga
namun banyak warna yang telah tercuri darinya
tinggal lah aku dan sebidang fatamorgana

#kutunggu senja dari balik jendela

RENUNGAN By Via Auliya

  Dalam satu hari,,,berapa menit atau jamkah kita meluangkan waktu untuk merenung?????Renungan ringan yang terkait dengn hidup & kehidupan kita.ataukah kita termasuk orang yang ga perduli dengan hal itu.Kebanyakn orang berfikir bahwa waktu adalh uang,,,sehingga tiada guna membuang waktu hanya untuk merenung.

   Dalam menjalani hidup,,kita pasti pernah merasakan berada dalm kondisi energi seolah bocor terkuras,,,hingga jiwa,,bathin,,& spiritual kita merasa capek,,,lalah & kian hampa.& jika diantara kita saat ini sedang mengalami hal tersebut,,maka jangn lp bersyukurlah,,,karna dengan begitu kita dapat berhenti sejenak me-refresh jiwa,,,bathin,,& spiritual dalam diri kita.Dan dalam fase re-fresh inilah kita berhenti sejenak untuk merenung.Begitu banyak manfaat yang dapat kita ambil dari suatu proses perenungan.

   Bagaimana kita dapat mencintai Rasulullah SAW,,kalau kita tidak mengenal prilakunya,,,& bagaimana kita tau perilakunya kalau kita tidak membaca hadis-hadisnya?.Lalu bagai mana dengan diri kita,,,??????Warisan apa yang hendak kita berikan kepada keluarga & keturunan kita kelak dmassa depan???bahkan masih ada diantara kita yang masih belum tau sipa dirinya sendiri.Siapkah diri kita seandainya dengan tiba2 dunia dcurahkan kepada kita????Kebanyakan dari kita menyikapi suatu kesuksesan dengan tolak ukur yang bersifat duniawi.lalu apa sebenarnya makna kesuksesan menurut pandangn kita??Manusia dtakdirkan hidup dalam beberapa fase,,,sehingga kita harus mampu mencapai kesuksesan bukan dalam satu ukuran,,,& yang lebih berharga adalah saat kita mampu meraih suatu kesuksesan dalam ukuran spiritual. 

    Pernahkah kita merenungkan setiap ucapan yang kita lontarkan????Sadarkah kita bahwa setiap ucapan harus dpertanggungjawabkan??????Kalau kita tidak mau dsakiti,,demikian halnya dengan orang lain.& Orang yang suka mencela & merendahkan orang lain pada dasarnya dia sedang mencela & merendahkan dirinya sendiri.Setiap kata yang terucap itulah cerminan diri kita,,maka dari itu jagalah lidah & mulut kita dengan merenungkan setiap kata2 yang hendak dilontarkan!!!!!!!!!!.

LUKISAN RASA YANG BIRU By Alam Biru-Nya

Aku sampaikan rasa pada kumpulan air hujan yang mengecup bumi,
aku nyanyikan syair syair cinta kerinduan pada hamparan rumput hijau
yang bergoyang akan sentuhan lembut angin menadah sapaan hujan
yang datang, megusap usap rasa hingga hujanpun berdendang
laksana kumpulan peri dari langit yang cemerlang
mengeluarkan wewangian aroma sejuk keindahan,
akupun hanya tersenyum menunggu malam membuka pakaian kebesarannya

Di balik tirai hujan yang datang basahi persada rinduku padamu telah aku tuangkan pada secawan doa al fatihah yang habis ku baca tadi ,lalu aku titipkan pada malaikat yang menjagaku untuk di bawa ke langit yang biru dengan seikat kembang mawar yang terangkai indah yang di tanam di taman hatiku

Lukisan wajahmu yang terindah menari di angkasa
terbawa oleh angin rindu yang melompat lompat
laksana burung kepodang yang berkejaran di dahan
segurat senyum menyembul dari teduhnya telaga hati
memancar bagaikan embun fajar yang bening
keluar dari air mancur jiwa yang tenang dan sejuk
aku bentangkan sayap sayap kasih untuk melindungi kilau sinar hatimu
tersenyumlah sayang menarilah bersamaku dilautan rasa yang biru

.TERKESIMA By Isna Wati

Selalu terkesima akan adamu
Senyuman itu.....?
Ach....!
Kutepiskan raguku akanmu...

Sering terhinggap di pendengaran
Akan nyanyi surga
Membius....!
Namun kokohku dlm tegak rasaku...

Ego...!
Melintas titik hitam...
Putih adalah juara....

Adalah selintas bayang
Seraut wajah terpancar sendu
Sesakkan lamunan
Menggenggam asa walau semu
Cukuplah tuk hiasan rasaku

Jauh........
Terpandang jauh
Dekat mendekap lekat jiwa........

SENYUMMU By Bluish Angel

Aku temui senyummu kembali bak air sejukkan diri
Kuratakan hati tuk bs berjalan disampingmu
Kemana sejatinya dirimu saat aku mencari
Suara renyahmu hangatkan sanubari

Tuhan...makhluk satu ini buatku sedikit terlena
Ampuni aku Tuhan jika sejenak aku merasa tergoda
Ingin aku menjaga pandang darinya tp mata ini tak bs lepas darinya
Saat dia melangkah mendekatiku aku terjaga

MasyaAllah...semoga Engkau tetap teguhkan hatiku
Jaga aku dari segala nafsu
Agar jiwa tak jadi beku
Saat rasa mulai menabuh rindu

HARAPKU By Linda Wani

Kusadari itu
tak lagi kuberharap
dan telah kubuang semua
tak ingin wlw mimpi
sekalipun menyapa

harapan, impian, semuny angan
hanya menambah luka dan duka

tak lagi kutitipkan semua
seperti dulu
wlw pada angin sekalipun

ketika kukayuh biduk kecilku
telaht temaramnya
langit senja di barat sana
memanggil sang malam
hanya tinggal menunggu
ketika Dia menjemputku
dengan imanku yang tak sempurna

KU UNGKAPKAN RASAKU By Zee Elang Biru

Ku ungkapkan rasaku
dalam bait kataku
agar engkau tau
tulus suci hatiku

bukan hanya kataku
tapi dalam hati dan tindakanku
aku buktikan dan rasakan..

aku mohon padamu
jangan tinggalkan aku
tetaplah engkau disini
menemani sisa hidupku

ya Allah ya Tuhanku kabulkanlah do'a ku
dalam setiap sujudku
untuk dia rahasia indah-Mu

dan jika tak bersatu
aku kan terima itu
karena itu kuasa-Mu
pemilik satu hatiku

jujur aku katakan
engkau langit dan bumiku
engkau tangis dan tawaku
anugerahku..

ADA APA DENGAN DIRIMU By Joe Imam Menuju Kesuksesan

Ada apa dengan dirimu..?
Selalu saja ada tanya dari setiap gerak langkahku
Dapatkah kau istirahatkan hatimu
Dari semua rasa curigamu

Melangkah dengan diam
Agar terlihat anggunmu
Biar tersebar pesonamu
Walau hanya aku yang memperhatikanmu

Datanglah, genggam tanganku..
Marilah kita tengok taman itu
Tempat dimana tlah kau tanam mawar indah itu
Rawatlah, agar ia tetap berbunga indah
Seindah hatimu..

PENGEMBARAAN SEJARAH By Anto Bramantio

Orde lama tumbang
Orde baru menggantikan
Orde baru lengser
Reformasi bertengger

Sejarah terus berjalan
Perubahan demi perubahan tak terelakan
Sebagai suatu realita kehidupan

Aku masih disini, terpaku
Berputarputar di pusaran waktu
Mencoba menggapai asa
Dari kubangan para jelata

Aku terpuruk
Tertindas
Tergilas kerasnya roda keangkuhan

Virus modernisasi dan globalisasi
Mengontaminasi negeri ini
Paradigma hidup dikebiri
Saat materi dan kedudukan di dewakan

Birokrasi menebar bau amis kolusi dan korupsi
Nefotisme melumuri tubuh rapuh lembaga dan instansi
Apakah ini konsekwensi yang harus kita terima?
Dari pengembaraan sejarah yang salah langkah?

Sabtu, 09 Juli 2011

RINDU KAMU YANG TERINDAH By Ivan Tiger

Memandang fotomu adalah hal terindah,
dan membuatku terlelap dalam kesejukan.
Berbincang denganmu adalah kenikmatan,
kenikmatan menyejukkan hati.
Aku tersenyum rindu saat kupandangi fotomu.

Aku tersenyum bahagia ketika mendengar suaramu,
suaramu bagaikan lagu dan musik terindah
yang mengisi langit-langit hati rinduku
yang mengurai rasa semakin cinta.

Kamu adalah sumber keindahan
yang membuatku selalu rindu,
rindu kamu dan suaramu.
Memilikimu adalah harapan,
harapan terindah dalam rindu dan cinta.
Kamu, akan selalu kurindu
Kamu, akan selalu kucinta.

DINI MALAM By Linda Wani

Hari masih dini
netraku sudah menguak buana
tak terkatupkan jua

resah jiwa resah diri
di batin tak tenang jua
ku coba beranjak sucikan diri
dingin membelai pori
kala kubasahi diri di wudhu
tuk hadap Ilahi Rabbi

kumandangkan namaMu
bait-bait suciMU
wahai dzat Maha mulia

di petikan jemari zikhirku
desahkan Agung namaMU
tengadah shafaad
penuh pinta padaMU
wahai sang pemilik semesta
kumohon dengan diri
yang hina dina
di raga yang tak berdaya
kuharap pintaku jelma

SYMPHONI RASA By Alam Biru-Nya

Ranting ranting dan daun ku remas menjadi lembaran puisi
yang berbaris di lembah lembah pinus yang berdiri tegak menatap langit
menyibak terang pada nada penuh makna akan serenceng asa
yang telah di tiupkan di relung angkasa hati
menebarkan harum pada untaian sajak yang telah di rangkai
dalam seikat doa yang biru pekat bukan kelabu

Terhanyut dalam derasnya air yang melimpah laksana banjir
yang genangi petak petak sawah di kipasi cahaya yang benamkan mimpi
hingga larut di gelas yang di taburi gula, suka dan duka menjadi bahasa
yang di kidungkan rasa, hanya ada pilihan yang bisa di cerna hati
untuk luncurkan malam menjadi terang

Bagaikan bidadari menari di pelataran langit
tersenyum dan tertawa merdu sekali ,membisikan pada bintang
bait bait puisi yang lemaskan sendi hingga terkulai di hamparan
rumput hijau yang mengalir di pematang sawah
di temani burung burung yang menggoda padi yang menguning.

Aku tuliskan bait pada ombak yang berkejaran
di sela sela gemuruh angin dan tiupan awan
menguntai syair yang di terbangkan camar
terbawa pada bukit karang yang di terpa mentari

Aku coba tuliskan bait pada slembar daun
di sela ranting ranting yang di lewati cahaya rembulan
akan derasnya tanya pada puisi yang berbaris di pohon
pada segumpal harap yang menari di kepak angin
dalam nyanyian simphony rasa yang indah

KATA By Bluish Angel

Berawal lewat kata dan berakhir lewat kata
Biarkan kata mengukir segala yang indah
Meski terkadang kata membuat terluka

Sekarang aku tahu kenapa lidah tak bertulang
Mungkin agar manusia bisa bersilat
Agar neraka ada penghuninya,dan setan ada temannya
Mungkin agar lidah bisa bijak berpetuah
Agar Syurga tak lagi sepi

Semua yang hidup akan mati
Buatlah jiwa memaknai hati
Agar nama dikenang dalam hati

RUMAH-MU By Kurcaci Ceriwis

aku bertandang kerumah-Mu
namun langkahku trasa berat

aku berangan bertujuan pada-Mu
namun bilakah itu datang?

Tuhan sertakan aku dalam daftar panggilan-Mu
biarkanlah ku singgahi barang sejenak

sejuk nian dalam bayangku
rumahMu indah dan membuatku rindu

SYAIR YANG TERCECER DARI PARA TKI By Anto Bramantio

Negeri ini
Konon katanya Gemah ripah loh jenawi
Tapi disini
Kami terengah mengejar mimpi

Mimpi kami tak terealisasi
Karena pekerjaan sulit dicari
Kami terpaksa berimigrasi
Mencari kerja keluar negeri

Pendidikan kami minim sekali
Tak memenuhi persyaratan birokrasi
Kami tak mampu sekolah tinggi
Karena pendidikan disini mahal sekali

Wahai tuan-tuan berdasi
Buka mata dan lihatlah kami
Berikanlah kami solusi
Jangan biarkan kami terus begini

RINDU BIRU

Cahaya siang merengkuh dalam gemricik hati yang berdenyut
pada sela dedaunan yang melayang jatuh dari singgasana ranting
mengukir bintik bintik aura di selendang awan yang duduk termenung
berujar pada dawai dawai kecapi yang di nyanyikan angin
riuh rendah berdetak pada irama jantung yang mengendap rasa
akan tepukan nadi yang mengalir kentalnya darah yang beku

Gelegar kata menari di kebisuan makna berujar pada pantai sepi yang tak terguyur hujan terus menoleh pada tembang yang datang beringsut pada gemulai angin yang menerpa rasa,berpegang pada setangkai mawar yang senandungkan kebisuan awan hingga senyum menari di percikan embun yang membelai dedaunan.

Deretan kata terus berjalan di sirami embun fajar yang berkerudung rindu
terus menari di pelataran pualam yang tersapa cahaya mentari pagi
yang tersenyum, menepuk nepuk aliran nadi yang berjalan
hingga gemericik air berjatuhan satu satu di iringi nyanyian syimphoni rasa
yang teduh menggetarkan dinding yang tersekat jarak dan waktu,
terangkai dalam rindu yang biru..