Senin, 11 Juli 2011

MENGHARDIK PANCAROBA By Panda Wes Tobat

Kuhardik angin lirih bersemilir menyaput wajahku
Seolah mengejek pada lekuk muka yang kulipat lipat
Terlihat bersidekap, congkak mengangkangi matahari
Buru buru berpamir hendak menarikan panas tulahnya

Dan pohon pohonpun tak mampu lagi merindang
Pada sumbang kemarau yang teramat panjang
Meninggalkan guguran dari daun daun keringnya
Hinnga tersisalah reranting lapuk dimakan usia

Pada tembok yang meninggi digersangnya kemarau
Telah terbentuk pembatas menyumpal mata airnya
Sedang cekungan makin terlihat kering kerontangan
Menampak berkaparan mayat mayat bersandingan

Lalu dimana gumpalan awan yang berarak kemarin
Tak terlihat curahan hujan pada permukaan buminya
Biar oase tak lagi menawari fatamorgana bagi musafir
Yang ditipu gersangnya kemarau pada peralihan cuaca

Tidak ada komentar:

Posting Komentar